Refleksi
Filsafat Pendidikan Matematika II
"Bagaimana
membangun dunia dari yang ada dan yang mungkin ada"
(Terinspirasi
pada pekuliahan Filsafat Pendidikan Matematika oleh Prof. Marsigit pada hari
Rabu, tanggal 29 Oktober 2014, pukul 09.00- 10.40, D01.204)
Pada hari ini saya (Prof. Marsigit) akan menunjukan kepada Anda,
bagaimana membangun dunia dari yang ada dan yang mungkin ada. Yang ada dapat
berupa bolpen, semut, daun, jilbab, dll.
Objek dari filsafat adalah yang ada dan yang mungkin ada. Mari kita
mengeksplor dari yang ada dan yang mungkin ada. Apa yang akan kita eksplor?
Setiap yang ada dan yang mungkin ada memiliki sifat. Ada berapa sifat? Ada
banyak sifat. Secara garis besar terdapat dua sifat yaitu yang besifat
ekstensif dan intensif. Contoh yang ada biru, jika di intensifkan menjadi biru
1, biru 2 dan seterusnya. Jika di ekstensifkan yang ada itu memiliki warna,
bentuk, harga, manfaat dan seterusnya.
Disini saya akan mengambil beberapa sifat penting. Yang pertama
adalah bersifat tetap dan yang kedua bersifat berubah. Dari posisi ini
berlanjut terus sampai akhirnya terdapat kapal dan ikan. Apakah ini? Ikan.Ini
siapa? Inilah yang dinamakan dimensi.
Carilah yang tetap dan yang berubah di dalam dirimu. Yang tetap
yaitu jumlah mata. Yang berubah yaitu pikiran, umur, berat badan. Yang tetap
biasanya berdomisili di dalam pikiran, sedangkan yang berubah yang berada di
luar pikiran. Dan yang tetap tokohnya adalah Permenides. Filsafatnya disebut
Permenidesianisme. Yang berubah tokohnya Heraklitos. Filsafatnya disebut
Heraklitosianisme. Yang tetap di dalam pikiran jumlahnya satu, yang berubah di
luar pikiran jumlahnya puluhan. Maka lahirlah pluralisme dan idealisme.
Misalnya sebuah penghapus. Bagian depan penghapus ini berwarna hitam. Sekarang
penghapus ini akan disembunyikan dan apakah warna bagian depan penghapus tadi?
Hitam. Bagaimana bisa? Karena warna dari bagian depan penghapus tadi telah
berada dalam pikiran. Oleh karena itu yang berada dalam pikiran bersifat ideal
atau maka lahirlah idealisme, tokohnya
Plato. Maka munculah aliran Platonisme. Yang di luar pikiran adalah yang real,
maka lahirlah realisme. Tokohnya adalah Aristoteles. Kemudian munculah abad
kegelapan sekitar abad 12- 13 Masehi, dominasi gereja. Semua kebenaran pada
abad itu harus berdasarkan gereja. Salah satu kebenaran yang diciptakan oleh
gereja adalah Geosentris. Geosentris yaitu bumi merupakan pusat sedangkan
bulan, bintang, matahari dan lainnya diibaratkan domba- domba yang mengelilingi
dunia. Itu merupakan kebenaran absoulut pada masa itu. Barang siapa
menyampaikan kebenaran lain maka akan dianggap musuh dan dibunuh.
Kemudian munculah Coppernicus atau coppernicusianisme dengan aliran
Hermiosentris. Dia menyatakan bahwa tidak setuju dengan paham gereja.
Berdasarkan analisis yang dilakukannya, yang menjadi pusat dari tata surya
bukanlah bumi melainkan matahari. Sedangkan bulan, bintang, bumi mengelilingi
matahari. Setelah itu munculah Galileo, inilah awal zaman modern sekitar abad
14- 15 Masehi. Galileo ditangkap, dibunuh dengan cara dibakar. Tetapi idenya
tetap mengalir terus dan idealisme mulai tumbuh kembali. Orang- orang mulai
menggunakan rasio sehingga munculah rasionalisme, tokohnya adalah Renedescartes. Dari rasio ini kemudian
munculah pengalaman yang melahirkan aliran empirisisme, tokohnya D. Hume.
Masing- masing bersikukuh dengan pendapatnya. Descartes dengan rasionalitasnya
berpendapat tidaklah akan ada ilmu jika kita tidak berpikir. Sementara D. Hume
berpendapat tidaklah ada ilmu jika tidak berdasarkan pengalaman. Rasion di
dalam pikiran bersifat tetap dia itu idealis maka lahirlah seorang yang bernama
Immanuel Khant yang merupakan juru damai antara kedua aliran tersebut. Menurut
Immanuel Khant yang berada dalam pikiran
yang bersifat tetap yang ideal yang dipikirkan oleh Plato adalah Chemistry.
Maka ini sesuai dengan hukum identitas. Hukum identitas adalah
, aku= aku.
Pengalaman di luar pikiran sesuai dengan hukum kontradiksi yaitu
predikat termuat oleh subyeknya,
. Program
komputer sudah mulai peduli dengan ruang dan waktu. Maka disini 4= 4 menjadi
salah. Maka ini akan benar jika masih ada di dalam pikiran. Semua matematika murni akan benar jika dia masih berada di dalam
pikiran. Tetapi jika ditulis dan di ucapkan secara filsafat salah. Siapakah
dia?
Pada gambar diatas artinya dari awal sampai akhir merupakan alur,
perjalanan. Menurut Immanuel Khant yang berada di pikiran bersifat analitik,
yang di luar di luar pikiran bersifat sintetik, yang di dalam pikiran bersifat
apriori, yang di luar pikiran bersifat aposteori. Apriori adalah mampu
memikirkan walaupun belum melihatnya, sedangkan aposteori adalah baru berpikir
setelah melihatnya. Analitik adalah konsistensi ide atau pikiran. Sintetik
adalah hubungan subyek predikat dimana predikat termuat dalam subyeknya.
Ilmu itu adalah gabungan antara pengalaman dan rasio. Maka
sebenarnya- benarnya hidup adalah berjuang untuk tidak kosong dan buta. Yang di
luar pikiran sintetik aposteori dan yang di dalam pikiran analitik apriori.
Identitas ini juga bersifat tautologi. Kebenarannya bersifat koherensi yang
diperoleh dari konsistensi. Yang di luar pikiran bersifat kontradisksi,
bersifat dinamik, kebenarannya bersifat korenpondensi.
Analitik dan
aposteori kita kalikan. Apa yang akan terjadi? Analitik adalah konsistensi ide,
ide yang sudah dan ide yang akan datang. Aposteori baru bisa berpikir setelah
terjadi, sehingga bagaimana mungkin bisa konsisten karena belum terjadi. Maka
disini nanti wujudnya adalah matematika formal atau aksiomatik atau matematika
murni. Apa yang identitas? Teorema satu=teorema pi dan seterusnya. Jadi
analitik tidak cocok dengan aposteori. Bagaimana dengan dengan sintetik dan
apriori? Apriori bisa memikirkan walaupun belum terjadi termasuk memikirkan
pengalaman. Itulah sebenarnya- benarnya ilmu, bekerja untuk berpikir, berpikir
untuk bekerja. Menurut Immanuel Khant, sebenar- benarnya ilmu bersifat sintetik
apriori. Maka matematika murni, aksiomatik, matematika formal terancam bukan
sebagai ilmu. Disini dunia nya orang dewasa dan disini dunianya anak- anak.
Maka disinilah dunianya matematika sekolah.
Ada pertanyaan?
Dimana pebatasan antara matematika formal dan matematika sekolah?
Jadi realistik
matematik dan ice-berg ini sangat bagus. Menjangkau pikirannya dan menjangkau
dunianya. Menjangkau realitanya, menjangkau idealnya.
Apakah ada yang
menyangkal pemikiran- pemikiran tadi? Tentu saja ada. Banyak orang yang menolak
pemikiran- pemikiran tadi. Semakin ditolak semakin berkembang pemikiran tadi.
Munculah era
sekitar 2 abad yang lalu yaitu dimana filsafat dan metafisik ditolak. Yang
menolak adalah Auguste Comte yang merupakan jebolan sebuah politeknik di Paris.
Buat apa befilsafat jika ingin hidup bahagia. Buat apa berdoa jika menghabiskan
banyak waktu, pikirkanlah dengan metafisik tetapi harus ditindak lanjuti dengan
sikap positif. Dimana esensi dari sikap positif pertama kalinya di proklamirkan
oleh metode saintifik yang sekarang digunakan di kurikulum 2013. Disinilah
August Comte telah menabuh genderang perang terhadap spiritualisme karena
dianggap tidak relevan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur dan
sejahtera. Tanpa disadari oleh dunia timur dan dunia spiritualitas, positivisme
August Comte menjelma menjadi dunia yang sekarang, dunia kontemporer mulai dari
archaic, tribal, tradisional, feudal, modern, pos modern, pos pos modern. Dimana
kepala negara dari pos pos modern adalah Barrack Obama.
Air disini
adalah kapitalis, pragmatis, hedonisme, utilitalian, materialisme. Dari air ini
semua akan menjelma menjadi neo- neo dan seterusnya. Siapa dia (ikan)? Ikan
disini adalah dirimu sendiri. Dirimu yang sedang belajar filsafat ini yang
terombang- ambing ke tengah lautan. Lautan kehidupan kontemporer.