Ini
merupakan sejarah aplikasi kehidupan nyata yang signifikan dari sebuah teknik
pengkodean kritografi yang mencakup aljabar tahun pertama dan geometri, membuat
matematika di kelas lebih hidup.
Untuk
melibatkan siswa, banyak guru yang berusaha menghubungkan matematika yang
mereka ajarkan dengan cabang- cabang lain dari matematika atau dengan aplikasi
yang ada di dunia. Pembelajaran yang dipresentasikan disini, menggunakan
kemampuan aljabar untuk mencari persamaan suatu garis diantara dua titik dan
axioma geometri bahwa dua titik didefinisikan sebuah garis. Menurut sejarah
teknik pengkodean signifikan bergantung pada kemampuan aljabar dan axioma.
Lebih lanjut, pembelajaran ini penggabungan dari CCSSI 2010 dan beberapa dari
NTCM Process Standart yaitu pemecahan masalah, alasan dan pembuktian,
pengkomunikasian dan hubungan- hubungan (NTCM 2000). Hal yang diikuti adalah
bagaimana pembelajaran dapat dipresentasikan serta wawasannya dapat
diadaptasikan sehingga akan membuatnya cocok di setiap kelas.
Siapa
yang Harus Memiliki Kodenya?
Setelah
perang dunia ke II, ketegangan antara US dan Uni Soviet meningkat. Periode itu
dikenal dengan perang dingin dengan melihat poliferasi dari senjata nuklir
kedua belah pihak. Kedua negara tersebut dirisaukan dengan pertanyaan siapa
yang harus dan siapa yang tidak memiliki kemampuan untuk meluncurkan senjata
penghancur ini (senjata nuklir). Pertanyaan ini tetap relevan sampai saat ini,
mengingat perkembangan program nuklir Iran dan ancamannya terhadap Timur
Tengah.
Setelah
menjelaskan latar belakang sejarahnya, saya bertanya kepada siswa untuk
membayangkan jika mereka bertugas menyebarkan kode peluncuran kepada US.
Kemudian mereka mempunyai beberapa menit untuk memikirkan bagaimana mereka
dapat mengendalikan situasi ini. Selama diskusi kelas, siswa menemukan banyak
cara untuk melindungi kode peluncuran. Banyak diantara mereka pada awalnya
berpikir bahwa orang yang dapat meluncurkan roket tersebut hanyalah president
US. Walaupun demikian, selama diskusi, siswa mulai menyadari jika kode tersebut
hanya diberikan terhadap presiden dan sesuatu terjadi padanya, maka kode
tersebut akan hilang karena tidak ada orang yang dapat meluncurkan roket
tersebut. Kemudian beberapa siswa mengusulkan untuk memberikan kode peluncuran
roket terhadap tiga atau empat orang yang paling penting dalam pemerintahan,
misalkan presiden, wakil presiden, dan staff utama.
Meskipun
jumlah orang yang memiliki kode tersebut bertambah mengurangi kemungkinan
kehilangan kode tersebut secara keseluruhan, tetapi hal ini dapat menimbulkan
bencana. Salah satu dari beberapa orang yang memiliki kode tersebut kemungkinan
bisa berkhianat atau dikuasai oleh pihak lain, yang bisa menggunakan roket
tersebut untuk menyerang US.
Sekarang,
siswa harus memutuskan bagaimana cara memberikan informasi kepada lebih dari
satu orang, dimana paling sedikit dua orang yang dapat meluncurkan roket
tersebut. Beberapa siswa menyarankan untuk memberikan masing- masing setengah
dari kode kepada dua orang tersebut. Tetapi dengan dua orang yang memiliki kode
tersebut masih menimbulkan masalah. Jika salah satunya berkhianat, dikuasai
atau mati, roket tersebut masih tidak dapat dilucurkan. Untuk menyelesaikan
masalah ini, beberapa siswa menyarankan agar paling tidak terdapat empat orang,
dua orang dengan setengah kode peluncuran dan dua orang lainnya sisanya. Saran
ini masih tetap dapat menimbulkan permasalahan.
Secara
jelas, diskusi kelas tentang bagaimana membagi kode peluncuran, membuktikan
bahwa permasalahan tersebut lebih rumit dari pemikiran siswa sebenarnya. Pada
point ini, permasalahan untuk melindungi kode peluncuran tidak dapat
diselesaikan. Walaupun demikian, melalui percakapan singkat di kelas, siswa
melakukan kegiatan yang bernilai. Situasi tersebut membimbing mereka untuk
menyelesaikan permasalahan berkonteks nonmatematika dan mengkomunikasikan
jawaban strategi mereka kepada pasangan dan guru, hal ini seperti penyelesaian
masalah NTCM dan standar komunikasi (NTCM 2000). Lebih lanjut, diskusi ini
memotivasi siswa untuk menciptakan peningkatan strategi, memecahkan masalah,
dimana merupakan standar pertama untuk latihan matematika di CCSSI 2010.
Beberapa
siswa mungkin akan duduk diam untuk dua menit pertama, tetapi, pada bagian
selanjutnya dalam percakapan, hampir semua disibukan dengan tugas yang
diberikan guru. Kesimpulannya, tujuan dari permasalahan diatas adalah membuat
sebuah system dimana tidak ada individu memiliki cukup informasi untuk
meluncurkan roket. Selanjutnya, lebih dari dua orang harus memiliki cukup
informasi, sehingga jika dua orang tersebut bersama, orang tersebut memiliki
kemampuan untuk meluncurkan roket tersebut.
Resources:
Mathemathics
Teacher " Cracking Codes and Launching Rockets", Vol. 107, No.4,
November 2013