Pada
ethnomatematika terdapat empat dimensi
komunikasi, yaitu
a. Komunikasi
material matematika adalah komunikasi yang didominasi oleh sifat horizontal dan
vitalitas. Dilihat dari segi keterlibatannya, jumlah satuan potensi yang
terlhat bersifat minimal jika dibandingkandengan komunikasi dari dimensi
lainnya. Sehingga komunikasi ini merupakan komunikasi dengan dimensi paling
rendah.
b. Komunikasi
formal matematika didominasi oleh sifat- sifat korelasional ke luar atau ke
dalam dari vitalitas potensinya yang memiliki makna perbedaan antara sifat-
sifat yang di dalam dan sifat- sifat di luar.
c. Komunikasi
normative dalam matematika dapat dideskripsikan melalui sifat- sifat pada
subyek dan obyeknya sebagai subyek yang memiliki potensi dan vitalitas
matematika yang tinggi, tetapi mempunyai korelasional yang rendah. Komunikasi
normatif matematika ditandai adanya sifat-sifat ideal yang abstrak dari potensi
dan vitalitas subjek dan objek matematika, misal bermanfaat atau tidaknya
konsep matematika.
d. Komunikasi
spiritual matematika menampung semua komunikasi yang ada dan yang mungkin ada.
Komunikasi ke dalam akan memberikan sifat penunjukan absolut bagi subjek dan
objek matematika. Subjek absolut merupakan subjek dengan dimensi tertinggi yang
mengatasi segala subjek dan objek komunikasi sekaligus juga mengatasi semua
jenis komunikasi yang ada dan yang mungkin ada. Komunikasi spiritual merupakan
komunikasi dengan dimensi tertinggi. Contoh komunikasi spiritual adalah
komunikasi manusia dengan Tuhan.
Terdapat
dua syarat sebuah ilmu yaitu sintetik dan apriori.
a. Sintetik
adalah pernyataan atau
berita pengetahuan yang kebenarannya diketahui dalam
hubungannya dengan beberapa intuisi. “Kucing
itu berada di atas tikar” merupakan proposisi yang khas sintetik.
b. Apriori
adalah cara memperoleh pengetahuan tanpa
memanfaatkan suatu (atau beberapa) pengalaman khusus. Kant menggunakan
metode ini untuk membuktikan kebenaran
transsendental dan logis.
Terdapat
tiga pilar pengetahuan dalam filsafat ilmu yaitu
a. Ontology
adalah studi tentang
yang-berada, yang bertujuan mengembangkan ketakjuban berkeheningan akan misteri
eksistensi manusia. Salah satu dari empat aspek utama filsafat, yang menyelidiki hakikat berbagai jenis pengalaman manusia. Hakikat didefinisikan realitas
artinya kenyataan yang sebenarnya, bukan keadaan sementara.
b. Epistemology
adalah unsur filsafat yang berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang
asal-usul dan hakikat pengetahuan*.
Epistimologi membahas tentang terjadinya pengetahuan,sumber pengetahuan, asal
mula pengetahuan, metode atau cara memperoleh pengetahuan, validitas dan
kebenaran pengetahuan.
c. Aksiologi
mempelajari tentang manfaat apa yang diperoleh dari ilmu pengetahuan,
menyelidiki hakikat nilai, baik itu berisi nilai etika ataupun estetika.
Aksiologi adalah menilai mengenai baik buruknya sesuatu yang dilihat dari etika
dan estetikanya. Setiap orang, waktu untuk hakekat baik buruknya berbeda-beda.
Berikut
adalah beberapa dimensi nilai/ value
a. Intrinsik,
jika seseorang menguasai matematika hanya untuk dirinya sendiri.
b. Ekstrinsik,
jika dia bisa menerapkan matematika untuk kehidupan sehari- hari.
c. Sistemik,
jika dia dapat mengembangkan matematika dalam kancah pergaulan mesyarakat
matematika.
Lima
macam dimensi politik pendidikan yaitu
a. Industrial
trainer
Politik merupakan hak yang
radikal/mendasar, menganggap matematika bagian dari pengetahuan. Nilai-nilai moral
yang dapat diambil adalah baik melawan buruk. Teori masyarakat yang diyakini adalah bertingkat dan
berorientasi pada perdagangan. Peserta
didik dianggap sebagai orang yang belum memiliki pengetahuan,
teori kemampuan siswa yang digunakan talenta dan usaha. Tujuan pembelajaran
matematika yaitu kembali ke dasar. Mengajar
dalam bentuk mentransfer ilmu pengetahuan. Sumber daya yang digunakan papan tulis
b. Konservatif
Politik bersifat konservatif. Matematika adalah ilmu tentang kebenaran. Nilai-nilai moral
bersifat pragmatis. Teori masyarakat berupa hirarki. Peserta didik dianggap sebagai orang yang belum memiliki pengetahuan.
Teori kemampuan siswa yang digunakan
talenta dan usaha. Tujuan pembelajaran matematika yaitu sertifikasi, teori
dengan berpikir dan latihan mengajar dengan motivasi eksternal; Sumber daya yang digunakan bantuan
mengajar. Evaluasi yang digunakan adalah tes eksternal.
c. Humanistic
Politics bersifat konservatif/liberal.
Matematika adalah struktur dari kebenaran. Nilai-nilai moral bersifat hirarki
paternalistis. Teori
masyarakat berupa hirarki. Peserta
didik pembangunan karakter, teori
kemampuan siswa yang digunakan mengembangkan talenta, tujuan
pembelajaran matematika untuk mentransfer pengetahuan.
d. Progresif
Politics yang dianut liberal. Matematika adalah proses
berpikir. Nilai-nilai moral bersifat humanity/ kemanusiaan. Teori masyarakat berupa persaingan yang adil. Pembelajaran berorientasi pada siswa. Teori kemampuan
siswa berdasarkan pada
kebutuhan, tujuan pembelajaran matematika kreatif, Teori Belajar
mengeksplorasi terhadap apa yang ada dan yang mungkin ada, Teori Mengajar
adalah Membangun dan mengembangkan. Resources (
Sumber Daya/ media ) menggunakan sumber daya yang beranekaragam/ pengembangan
Evaluasi portofolio, dan ujian; dan Diversity/
lain sebagainya beraneka ragam solusi, budaya lokal.
e. Public
educated
Politics yang dianut demokrasi.
Matematika adalah kegiatan social.
Nilai-nilai moral bersifat keadilan dan kebebasan. Teori masyarakat berupa
tidak adil, kebutuhan reformasi. Keadaan Siswa untuk mengembangkan atau
menumbuhkan bibit (penerus/ generasi yang lebih baik). Teori Kemampuan Siswa
berdasarkan aspek budaya, relative. Tujuan pembelajaran matematika untuk
mengembangkan orang, matematika secara komprehensif, Teori Belajar diskusi,
autonomi/ otomatis pada diri sendiri,
Teori Mengajar diskusi, investigasi, Resources (
Sumber Daya/ media ) pengembangan social, Evaluasi dengan portofolio, dan
konteks sosial dan Diversity/ lain
sebagainya: heterogonomous/ beranekaragam.
Dimensi
pengetahuan siswa menurut Piaget
a. Sensori
motor: Pada periode ini
anak bisa melakukan sesuatu sebagai hasil meniru atau mengamati sesuatu model
tingkah laku dan mampu melakukan simbolisasi.
b. Pra
operasional: Pada periode
ini, anak mulai memperlihatkan
perkembangan kemampuan menggunakan simbol-simbol untuk menyatakan objek-objek
dunia tetapi pemikirannya masih egosentris dan sentrasi.
c. Operasional
konkrit: Pada periode ini, anak melakukan perbaikan dalam
kemampuan untuk berpikir secara logis. Kemampuan-kemampuan baru termasuk
penggunaan operasi-operasi yang dapat-balik. Pemikirannya tidak lagi sentrasi
tetapi desentrasi, dan pemecahan masalah tidak begitu dibatasi oleh
keegosentrisan.
d. Formal:
Pada periode ini, pemikiran abstrak dan murni simbolis mungkin dilakukan.
Masalah-masalah dapat dipecahkan melalui penggunaan eksperimentasi sistematis.
·
Zona proksimal development merupakan
salah satu teori yang diungkapkan olehVygotsky. Menurutnya, perkembangan
kemampuan seseorang dapat dibedakan ke dalam dua tingkat, yaitu tingkat
perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Tingkat perkembangan
aktual tampak dari kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas atau
memecahkan berbagai masalah secara mandiri. Ini disebut sebagai kemampuan
intramental. Sedangkan tingkat perkembangan potensial tampak dari kemampuan
seseorang untuk menyelesaikan tugas-tugas dan memecahkan masalah ketika dibawah
bimbingan orang dewasa atau ketika berkolaborasi dengan teman sebaya yang lebih
kompeten. Ini disebut sebagai kemampuan intermental. Jarak antara keduanya,
yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial ini
disebut zona perkembangan proksimal.
Zona
perkembangan proksimal diartikan sebagai fungsi-fungsi atau kemampuan-kemampuan
yang belum matang yang masih berada dalam proses pematangan. Ibaratnya sebagai
embrio, kuncup atau bunga,yang belum menjadi buah. Tunas-tunas perkembangan ini
akan menjadi matang melalui interaksinya dengan orang dewasa atau kolaborasi
dengan teman sebaya yang lebih kompeten. Untuk menafsirkan konsep zona
perkembangan proksimal ini dengan menggunakan scaffoding interpretation, yaitu
memandang zona perkembangan proksimal sebagai perancah, sejenis wilayah
penyangga atau batu loncatan untuk mencapai taraf perkembangan yang semakin
tinggi.
·
Asimilasi merupakan salah satu teori
dari Piaget. Asimilasi itu suatu
proses kognitif, dengan asimilasi seseorang mengintegrasikan bahan-bahan
persepsi atau stimulus ke dalam skema yan ada atau tingkah laku yang ada.
Asimilasi berlangsung setiap saat. Seseorang tidak hanya memperoses satu
stimulis saja, melainkan memproses banyak stimulus. Secara teoritis, asimilasi
tidak menghasilkan perubahan skemata, tetapi asimilasi mempnagruhi pertumbuhan
skemata. Dengan demikian asimilasi adalah bagian dari proses kognitif, denga
proses itu individu secara kognitif megadaptsi diri terhadap lingkungan dan
menata lingkungan itu.
·
Menurut Piaget Jika schemas / skema / pola yang sudah dimiliki
anak mampu menjelaskan hal-hal yang dirasakan anak dari lingkungannya, kondisi
ini dinamakan keadaan ekuilibrium (equilibrium), namu
ketika anak menghadapi situasi baru yang tidak bisa dijelaskan dengan pola-pola
yang ada, anak mengalami sensasi disekuilibrium (disequilibrium) yaitu kondisi
yang tidak menyenangkan.
·
Menurut Kant, matematika sebagai ilmu
adalah mungkin jika konsep matematika dikontruksi berdasarkan intuisi keruangan
dan waktu. Kontruksi konsep matematika berdasar intuisi ruang dan waktu akan
menghasilkan matematika sebagai ilmu yang bersifat “sintetik a priori”.
·
Grounded theory adalah sebuah metodologi
penelitian kualitatif yang nmenekankan penemuan teori dari data observasi
empiric di lapangan dengan metode induktif,generatif yaitu penemuan atau konstruksi teori menggunakan data
sebagai evidensi, konstruktif menemukan konstruksi teori atau kategori lewat
analisis dan proses mengabstraksi, dan subyektif yaitu merekonstruksi
penafsiran dan pemaknaan hasil penelitian berdasarkan konseptualisasi
masyarakat yang dijadikan subyek studi.
·
Ilmu dari segi antropologi disebut
ethnografi. Etnografi berasal dari kata etnos yang berarti suku bangsa dan
graphein yang berarti gambaran. Jadi etnografi adalah gambaran tentang
suku-suku
·
Dimensi pembelajaran matematika di kelas
adalah individual, small group dan klasikal (whole group)
·
Pengetahuan dari sisi social dapat
dibagi menjadi dua, yaitu subyektif dan obyektif.
·
Awal pengetahuan dari pengetahuan adalah
kesadaran
·
Dua hal yang tidak bisa didefinisikan
dengan matematika adalah primitive/ pangkal dan intuisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar